Aku baru-baru ini nonton sebuah anime yang berjudul Ano Hi Mita Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai (We Still Don't Know the Name of the Flower We Saw That Day) Panjang banget ya judulnya? Makanya disingkat jadi Ano Hana yang artinya "Bunga Itu". Judul versi Inggrisnya: AnoHana: The Flower We Saw That Day.
Anime ini menceritakan persahabatan enam orang anak kecil yang tergabung dalam geng "Chō Heiwa Basutāzu" (Super Peace Busters). Karena sebuah kecelakaan, Menma, salah satu dari anggota geng itu, meninggal. Sejak saat itu mereka menjauh dari satu sama lain dan menjalani hidup masing-masing.
Beberapa tahun setelahnya, hantu berwujud seperti Menma yang telah remaja menampakkan diri di hadapan Jinta, yang dulu adalah pemimpin Super Peace Busters. Menma belum bisa ke alam baka karena ada suatu permintaannya yang belum terwujud, tapi ia lupa apa permintaannya itu. Jadi Jinta mengumpulkan teman-teman lamanya di Super Peace Busters dulu untuk mencari petunjuk tentang keinginan Menma dan mewujudkannya. Sebuah usaha yang tidak gampang, karena keadaan sudah berubah. Banyak konflik, rahasia, dan penyesalan yang terungkap di tengah usaha tersebut.
Banyak yang sampai menangis saat nonton Ano Hana. Tapi kok aku nggak, ya? Hmm, mungkin karena aku merasa ada yang kurang realistis dari anime ini, jadi aku kurang bisa terbawa perasaan di dalamnya. Bukan bagian supernaturalnya yang kurang realistis, tapi lebih ke perangai tokoh-tokohnya. Aku belum pernah ketemu orang yang bisa punya perasaan yang kuat banget sama seseorang (selain perasaan antara orang tua dan anak) sampai seperti di Ano Hana ini. I just don't get it and don't find it believable. Jadi anime ini terasa terlalu dramatis buatku di beberapa bagian.
Pelajaran yang bisa diambil dari anime ini juga banyak, diantaranya, kita harus selalu ingat bahwa nyawa itu di tangan Tuhan, kalo emang harus mati, ya mati. Dan walaupun kehilangan orang yang disayangi itu berat, kita harus move on, hidup terus berjalan, masih banyak hal yang bisa di syukuri. Jangan berkubang dalam kesedihan terus. We should let it all go. Pelajaran lainnya: harus rajin sekolah! Karena kata Jinta, sekali kita bolos, besoknya bakalan pengen bolos dan bolos lagi!
AnoHana: The Flower We Saw That Day (2011)
Episodes: 11
Genre: Slice of Life, Drama, Supernatural
Beberapa tahun setelahnya, hantu berwujud seperti Menma yang telah remaja menampakkan diri di hadapan Jinta, yang dulu adalah pemimpin Super Peace Busters. Menma belum bisa ke alam baka karena ada suatu permintaannya yang belum terwujud, tapi ia lupa apa permintaannya itu. Jadi Jinta mengumpulkan teman-teman lamanya di Super Peace Busters dulu untuk mencari petunjuk tentang keinginan Menma dan mewujudkannya. Sebuah usaha yang tidak gampang, karena keadaan sudah berubah. Banyak konflik, rahasia, dan penyesalan yang terungkap di tengah usaha tersebut.
Salah satu pemandangan indah di Ano Hana
Banyak yang sampai menangis saat nonton Ano Hana. Tapi kok aku nggak, ya? Hmm, mungkin karena aku merasa ada yang kurang realistis dari anime ini, jadi aku kurang bisa terbawa perasaan di dalamnya. Bukan bagian supernaturalnya yang kurang realistis, tapi lebih ke perangai tokoh-tokohnya. Aku belum pernah ketemu orang yang bisa punya perasaan yang kuat banget sama seseorang (selain perasaan antara orang tua dan anak) sampai seperti di Ano Hana ini. I just don't get it and don't find it believable. Jadi anime ini terasa terlalu dramatis buatku di beberapa bagian.
Jinta lagi ngebela Anaru, tapi aneh caranya. Hahaha.
Tapi secara keseluruhan, anime ini recommended! Selain gambarnya yang bagus, ceritanya juga seru, dengan tema persahabatan yang kuat dan menguras air mata (Buat beberapa orang. Anehnya gue nggak -,- haha). Character development masing-masing tokoh juga sangat baik di anime ini. Kita bisa melihat bagaimana seseorang bisa berubah karena suatu kejadian, lalu pertemanan masa kecil yang berakhir lalu reunian lagi. Hal-hal ini nyata dan dekat dengan kondisi kita sendiri.
Pelajaran yang bisa diambil dari anime ini juga banyak, diantaranya, kita harus selalu ingat bahwa nyawa itu di tangan Tuhan, kalo emang harus mati, ya mati. Dan walaupun kehilangan orang yang disayangi itu berat, kita harus move on, hidup terus berjalan, masih banyak hal yang bisa di syukuri. Jangan berkubang dalam kesedihan terus. We should let it all go. Pelajaran lainnya: harus rajin sekolah! Karena kata Jinta, sekali kita bolos, besoknya bakalan pengen bolos dan bolos lagi!
0 comments:
Post a Comment