Monday, December 26, 2011

0 comments

Movie Review: The Pursuit Of Happyness (2006)

Semalem gue nonton film The Pursuit Of Happyness di tv. Faktor utama yang bikin gue pengen nonton adalah karena pemeran utamanya adalah Will Smith dan dari review yang gue baca di majalah, katanya ceritanya sangat inspiring!


Mengisahkan kisah nyata tentang seseorang bernama Christopher Gardner (Will Smith). Dia menghabiskan uangnya untuk membuat sebuah alat yang namanya "Bone Density Scanner". Tapi ternyata alat itu sulit dijual. Dia berusaha untuk menjual alat itu, tapi di tengah usahanya ia kehilangan rumah, uang di rekeningnya, kartu kreditnya, bahkan istrinya juga ninggalin dia. Terpaksa ia hidup di jalanan dengan anaknya, Chistopher (Jaden Smith), sambil training selama 6 bulan sebagai salesman, sebelum ia diterima jadi pialang saham tetap di perusahaan tersebut dan sambil tetap berusaha menjual alat ciptaannya.


Gardner harus kerja keras di kantor supaya bisa jadi pegawai tetap (pada saat training itu dia belum digaji lhooo T-T), ngerawat anaknya sambil nyari tempat dimana mereka harus tidur, kesana kemari jualan alat dan nyari klien prospektif, dan di tengah semua itu dia harus bikin anaknya yang masih berumur 5 tahun tetap gembira. Tentunya susah, harus bikin semuanya keliatan baik-baik aja di mata anaknya, padahal di dalem hatinya tuh sediiiih banget karena semuanya sebenernya nggak baik-baik aja. Bikin gue inget hard times di keluarga gue, saat orang tua struggling menghadapi masalah hidup dan sebisa mungkin bikin anak-anaknya tetap ceria pada saat yang sama. I think almost every family have those times, makanya film ini bisa terasa dekat dan relate sama hampir semua orang.


Bukan cuma nyeritain perjalanan menggapai mimpi, tapi juga tentang keluarga. Keren banget deh film ini, sumpah. Akting Will Smith dan anaknya, Jaden Smith, oke bangeeet! Sangat meyakinkan sampe bikin kita ikut ngerasain apa yang karakter mereka rasakan. Pas banget mereka main film ini, karena chemistry nya udah dapet banget, kan main sama keluarga sendiri. Hohoho. Will Smith juga seperti biasa terlihat keren dan Jaden lucu banget pas masih kecil :3


Kalo gue ga nonton sama adek, mungkin gue nangis pas nonton film ini (kalo kita nonton berdua tuh pasti hampir setiap hal dikomentarin, kadang hal yang harusnya sedih malah kita ketawa -_-). Adengan yang paling miris menurut gue tuh ya, pas Gardner ngajak anaknya tidur di toilet stasiun kereta dengan cara main jadi manusia gua sama anaknya. Pura-puranya toilet itu adalah gua, jadi manusia gua harus tidur di situ buat berlindung dari dinosaurus. Maksudnya biar anaknya seneng dan mau tidur di situ......... T^T

"Don't ever let somebody tell you... You can't do something. Not even me. All right? You got a dream... You gotta protect it. People can't do somethin' themselves, they wanna tell you you can't do it. If you want somethin', go get it. Period." - Chris Gardner to his son.


Anyway, malem sebelumnya gue juga nonton film Will Smith yang judulnya Seven Pounds. Tapi gue ga begitu ngerti dan menurut gue filmnya rada serem....bukan serem horror, tapi suram aja gitu. Walaupun gue bisa dapet pesannya yang pretty-inspiring-in-an-extreme-way sih. Tapi tetep aja ada beberapa hal yang gue ga ngerti. Padahal udah nonton dari awal lho...mungkin karena alur ceritanya yang mundur cenderung acak ya (ngerti kan maksud gue? ngerti lah yaa #maksa), jadinya gue bingung. Ekspresi-ekspresinya Will Smith lebih suram di film ini. Tapi gue suka sih scene-scene romantis antara dia dan Rosario Dawson. Bikin mupeng. Huahahahah

Sunday, December 25, 2011

0 comments

Movie Review: While You Were Sleeping (1995)

Film natal romantis yang rilis tahun 1995 adalah salah satu film favoritku dan aku sering banget nonton ulang film ini. Cerita dan nuansanya sangat menyenangkan dan cozy. Benar-benar comfort movie yang pas untuk dinikmati saat senggang, sakit, sehat, jatuh hati, patah hati (hmm?), dan tentunya saat libur natal!



Ceritanya tentang Lucy (Sandra Bullock), cewek penjaga loket kereta api yang hidupnya kesepian karena dia udah nggak punya keluarga. Saat Lucy harus kerja di hari natal, Lucy menyelamatkan nyawa Peter (Peter Gallagher), penumpang kereta api yang sudah lama ditaksirnya diam-diam. Peter yang jatuh pingsan di rel dan nyaris tertabrak kereta kemudian jatuh koma. Di tengah-tengah tragedi ini, terjadi kesalahpahaman di mana keluarga Peter mengira Lucy adalah tunangan Peter! Padahal Lucy dan Peter sama sekali nggak kenal satu sama lain, Lucy cuma naksir Peter dari jauh saja.

Keluarga Peter sudah terlanjur senang Peter punya tunangan yang nice seperti Lucy, jadi Lucy nggak tega memberi tahu kenyataannya. Terlebih lagi kehidupan Lucy jadi lebih ceria dan berwarna sejak Lucy dekat dengan keluarga Peter, terutama adik Peter, Jack (Bill Pullman). Nah, tapi apa yang akan terjadi jika Peter bangun dari koma?



It's a sweet and entertaining movie. Romantisnya dapet, lucunya dapet, dan kekeluargaannya juga dapet. Sandra Bullock di film ini masih muda dan cantik banget! Wajahnya kelihatan flawless tanpa make up yang berlebihan. Selain ceritanya yang manis, senyum Bill Pullman juga manis sekali. Matanya juga terlihat hangat gitu kalo menatap (tsahhhh). Chemistry antara keduanya dapet banget.

Bill Pullman as Jack Callaghan


Saat nonton film ini aku bisa senyum-senyum sendiri dan aku hafal sebagian besar dialognya saking seringnya nonton. Film yang ringan dan menghibur deh :)

Anyway, Selamat hari natal bagi yang merayakan :) I spent this day by visiting my dad's colleague who celebrates christmas, eating super delicious foods there, meeting a guy who looks like Avan Jogia but with sweeter and cuter smile, taking a nap (not with that guy though), and watching Glee's latest episode. Pretty christmasy?

Some images are from here

Monday, December 5, 2011

0 comments

Anime Review: AnoHana: The Flower We Saw That Day (2011)

Aku baru-baru ini nonton sebuah anime yang berjudul Ano Hi Mita Hana no Namae o Bokutachi wa Mada Shiranai (We Still Don't Know the Name of the Flower We Saw That Day) Panjang banget ya judulnya? Makanya disingkat jadi Ano Hana yang artinya "Bunga Itu". Judul versi Inggrisnya: AnoHana: The Flower We Saw That Day.

AnoHana: The Flower We Saw That Day (2011)
Episodes: 11
Genre: Slice of Life, Drama, Supernatural

Anime ini menceritakan persahabatan enam orang anak kecil yang tergabung dalam geng "Chō Heiwa Basutāzu" (Super Peace Busters). Karena sebuah kecelakaan, Menma, salah satu dari anggota geng itu, meninggal. Sejak saat itu mereka menjauh dari satu sama lain dan menjalani hidup masing-masing.

Beberapa tahun setelahnya, hantu berwujud seperti Menma yang telah remaja menampakkan diri di hadapan Jinta, yang dulu adalah pemimpin Super Peace Busters. Menma belum bisa ke alam baka karena ada suatu permintaannya yang belum terwujud, tapi ia lupa apa permintaannya itu. Jadi Jinta mengumpulkan teman-teman lamanya di Super Peace Busters dulu untuk mencari petunjuk tentang keinginan Menma dan mewujudkannya. Sebuah usaha yang tidak gampang, karena keadaan sudah berubah. Banyak konflik, rahasia, dan penyesalan yang terungkap di tengah usaha tersebut.




Salah satu pemandangan indah di Ano Hana

Banyak yang sampai menangis saat nonton Ano Hana. Tapi kok aku nggak, ya? Hmm, mungkin karena aku merasa ada yang kurang realistis dari anime ini, jadi aku kurang bisa terbawa perasaan di dalamnya. Bukan bagian supernaturalnya yang kurang realistis, tapi lebih ke perangai tokoh-tokohnya. Aku belum pernah ketemu orang yang bisa punya perasaan yang kuat banget sama seseorang (selain perasaan antara orang tua dan anak) sampai seperti di Ano Hana ini. I just don't get it and don't find it believable. Jadi anime ini terasa terlalu dramatis buatku di beberapa bagian.

Jinta lagi ngebela Anaru, tapi aneh caranya. Hahaha.

Tapi secara keseluruhan, anime ini recommended! Selain gambarnya yang bagus, ceritanya juga seru, dengan tema persahabatan yang kuat dan menguras air mata (Buat beberapa orang. Anehnya gue nggak -,- haha). Character development masing-masing tokoh juga sangat baik di anime ini. Kita bisa melihat bagaimana seseorang bisa berubah karena suatu kejadian, lalu pertemanan masa kecil yang berakhir lalu reunian lagi. Hal-hal ini nyata dan dekat dengan kondisi kita sendiri.


Pelajaran yang bisa diambil dari anime ini juga banyak, diantaranya, kita harus selalu ingat bahwa nyawa itu di tangan Tuhan, kalo emang harus mati, ya mati. Dan walaupun kehilangan orang yang disayangi itu berat, kita harus move on, hidup terus berjalan, masih banyak hal yang bisa di syukuri. Jangan berkubang dalam kesedihan terus. We should let it all go. Pelajaran lainnya: harus rajin sekolah! Karena kata Jinta, sekali kita bolos, besoknya bakalan pengen bolos dan bolos lagi!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...