Friday, February 14, 2014

Bacaan Bulan Januari


Yes, I know it's February. Yes, I know it's Valentines Day (walaupun gak ada hubungannya sama sekali dengan post ini sih). Maafkanlah. Entah kenapa tulisan ini baru mood ditulis di tengah bulan ini, di hari yang katanya penuh kasih sayang ini.

Langsung saja, karena aku malas bikin review posts satu-satu buat masing-masing buku (I don't have that much to say about these books anyway, karena bacanya udah agak lama), inilah buku-buku yang aku baca di bulan Januari:

Interworld by Neil Gaiman dan Michael Reaves

Sebenarnya buku ini mulai aku baca di akhir tahun 2013 akhir (literally "akhir". Tanggal 31 Desember 2013 aku baca ini). Tapi selesainya awal Januari 2014.

Cerita buku ini tentang Joey Harker, anak SMA (atau SMP?) yang tiba-tiba masuk ke dimensi lain waktu dia lagi kesasar di bumi. Ternyata Joey punya bakat berjalan dari dimensi satu ke dimensi lain. Karena suatu dan lain hal, Joey mau gak mau bergabung dengan pasukan versi-versi lain dari dirinya dari berbagai dimensi untuk melawan pasukan HEX dan Binary yang ingin menguasai Multiverse.


Entah kenapa setiap kali aku baca buku ini aku selalu ngantuk. Jadi setelah baca beberapa halaman, tiba-tiba nguantuk banget! Trus tidur sejam. Kadang dapet satu atau dua bab sih. Tapi ya abis itu tidur juga. Kata Mute yang juga baca buku ini (dan gak selesai), dia juga gitu dan itu gara-gara bingung gak ngerti sama ceritanya. Iya juga sih. Bukan ceritanya jelek, cara bercerita Neil Gaiman dan Michael Reaves ini bagus dan menarik banget. Tapi mungkin imajinasi mereka terlalu 'liar' dan 'beyond' banget dari imajinasi kita ya. Tapi ceritanya lumayan juga kok untuk diikutin. Emang ribet dan njelimet, karena penulis bikin dunia berdimensi-dimensi ini detil banget. Tapi ya udah lah baca aja bagian deskripsi nya walaupun gak terlalu masuk ke otak ._. Kalo aku sih gitu. Haha. Yang penting plot nya tetep ngerti.

Yang paling berkesan buatku dari buku ini adalah bagian pelatihan InterWorld yang diterima Joey sebelum bergabung ke pasukan. Dalam waktu beberapa bulan dia bisa jadi luar biasa lebih pintar dan lebih kuat, fisik dan mental. Memang ini cerita fiksi, tapi kejadian begitu memang mungkin banget terjadi kan. Kalo kita, manusia, bisa berubah kayak gitu juga kalo bener-bener mau berusaha dan push ourselves to train to be whoever we want to be. It's amazing right? I've always wanted to do that, going in a camp that change me, physicly, mentally, and intellegently. Soalnya kalo ngelakuin sendiri (bukan di kamp yang dibimbing orang lain), motivasi ku cepat punah :|

Tapi ending nya ngeselin deh. Pilihan hidup yang diambil oleh Joey itu. I was like, " Really??!". Because I would never trade my family for anything. *ini bukan spoiler ya*


Overall, buku ini cocok buat yang seneng fantasi, science fiction, dan kawan-kawan. Dan tidak ada romance nya sodara-sodara... Hahaha #JustSaying. Oiya, aku beli buku ini di Carrefour Palembang Square, ini diobral lho. Harganya 25 ribu saja. Aku lihat beberapa hari lalu sih masih ada beberapa.

Looking For Alaska by John Green

Masih inget buku yang aku dapet dari giveaway kemarin? Ya, itu langsung aku baca.
Ceritanya tentang Miles Halter yang pindah ke sekolah asrama. Miles yang sebelumnya gak punya teman belajar banyak tentang hidup dan cinta dari teman-teman barunya.


This book is pretty much amazing. Suka banget cara John Green menceritakan sesuatu. Ini jenis cerita yang aku suka sih, sejenis coming-of-age story. Anyway, aku gak ngerti kenapa The Fault In Our Stars (katanya) banyak yang disensor ceritanya waktu diterjemahin ke bahasa Indonesia. Apa sih yang mau disensor?
Tapi kalo Looking For Alaska, aku cukup ngerti. Hmmm gak tau juga sih minuman keras dan rokok itu kudu disensor juga atau nggak. Tapi di buku ini cukup banyak tentang itu, juga sex. But somehow, John Green tells all of those in a very interesting, non-boring, and non-disgusting way. Malahan jadi lucu menurutku.

Twist nya cukup predictable. Pas sampe di 1/3 cerita udah ketahuan. Ending nya juga cukup anti klimaks. Tapi gak merusak kok, karena...karena apa ya? Kalo baca buku John Green tuh aku kayak: "Ya udah deh, nurut aja ceritanya mau dibawa kemana. Asik gini kok".

Suka banget sama semua karakternya. Alaska is the kind of girl I would hate in real life, but weirdly enough, I don't hate her in this book. Karakter-karakter lainnya juga. Lovable and relatable in someway, so I can't hate them.

Overall, ini buku yang kayaknya enak buat dibaca berulang-ulang (aku sendiri baru baca sekali). And anyway, maybe I have a cold heart because I never seem to be able to cry everytime I read John Green's books. Whatever. I like the books, that's what important.

Matilda by Roald Dahl


Ceritanya tentang seorang anak jenius umur 5 tahun bernama Matilda. Walaupun jenius, orang tua dan kepala sekolah Matilda malah gak sadar dan nganggep dia nakal.

I hate the story. Sebelum baca buku ini, aku udah tau sih ceritanya tentang apa. Makanya pas adekku beli buku ini bertahun-tahun lalu, aku gak mau baca. Tapiii target baca ku tahun ini kan lumayan banyak, dan Matilda ini buku ringan, aku pikir gak bakalan lama lah ngabisinnya, lumayan buat nambah bacaan, ada di rumah sendiri ini bukunya. Tapi yaaa gitu deh. Akhirnya kesel sendiri sama ceritanya yang super absurd. I don't understand why this is a children book.

Walaupun buku ringan, aku gak bisa baca buku ini sekali duduk, gara-gara capek hati baca tentang orang tua dan kepala sekolah gendheng. For Matilda's parents, Miss Trunchbull, and Roald Dahl:



Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja by Larry King

Ketahuan dong dari judulnya buku ini tentang apa? Ya persis seperti itu. Buku ini juga ada di rumahku sudah bertahun-tahun dan gak ada yang baca. Hahaha. Yang beli ibuku, tapi beliau kurang suka atau kurang ngerti bahasa terjemahan, jadi gak lanjut baca lagi.

Alasan ku baca buku ini sama seperti alasan aku baca Matilda. Tipis juga bukunya. Selain itu, penulis Divortiare, Ika Natassa, pernah nge-tweet katanya dia suka baca buku ini, tapi versi Inggrisnya. So I think this book must be pretty interesting.


Sebagai orang yang gak pinter ngomong dan cerita, buku ini cukup ngasih pencerahan. Banyak tips untuk beragam jenis pembicaraan: bicara sama orang yang belum dikenal, presentasi, pidato, wawancara kerja, bicara di radio dan tv, dll.

TAPI, menurutku buku ini terlalu western. Larry King banyak nyeritain pengalamannya bicara dengan buanyak tokoh (I assume they're important figures) yang aku gak tau mereka itu siapa, tapi seringkali (gak selalu sih) dia nulis seolah-olah semua pembaca pasti tahu yang dia bicarain itu siapa. I actually know quite a lot of western public figures (okay, mostly hollywood celebrities), tapi orang-orang yang dia ceritain itu dari zaman baheula (buku ini di publish tahun 1994 T-T). Jadi ya gak kenal juga...

Banyak juga tips yang berhubungan dengan kosa kata, ungkapan-ungkapan, atau sapaan dalam bahasa Inggris. Jadi gak nyambung blas kalo diterjemahin, apalagi dipraktekin ke kehidupan sehari-hari.

Tapi yang bisa diambil dari buku ini cukup banyak kok. Paling nggak 30%-nya bisa banget dipraktekin deh.
Lagipula, baca buku itu gak pernah sia-sia, buku apapun itu #cieh

Oke, segitu aja, semoga bulan Februari ini saya juga berhasil baca 4 buah buku. Sampai jumpa semuaa :D

P.S. Sorry for the gif pictures.. I'm just really loving gifs from tumblr right now, so I'll probably include gif pics in every blog posts. Sry. Blame Buzzfeed!

2 comments:

Andrea Yovie Ayudya said... [Reply to comment]

Penasaran sama Looking for Alaska :v

novi said... [Reply to comment]

@yovie: Looking For Alaska paling recommended :D

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...